Cerpen Keren: Pelukan Yang Tersisa Dalam Bayang Waktu
Kabut perak menari di atas Danau Bulan, memeluk pagoda-pagoda yang merenung dalam diam. Di sanalah, dalam lukisan usang di loteng berdebu, aku pertama kali melihatnya. Li Hua, sang putri yang hilang. Matanya bagai zamrud yang menyimpan rahasia kekal, bibirnya melengkung dalam senyum yang mengusik.
Setiap malam, aku bermimpi tentangnya. Dalam mimpi itu, aku bukan lagi sarjana miskin yang terikat pada buku-buku tua, melainkan jenderal gagah berani yang menunggangi kuda badai, siap melindunginya dari segala mara bahaya. Kami bertemu di taman bunga persik yang abadi, di mana kelopak-kelopak merah jambu berjatuhan seperti air mata malaikat. Sentuhannya selembut sutra, suaranya semerdu kecapi yang dipetik oleh angin.
Cinta kami tumbuh subur dalam bayang-bayang waktu yang membeku. Kami berdansa di bawah rembulan pucat, berjanji setia di tepi sungai yang mengalirkan kenangan yang terlupakan. Tapi, setiap kali aku mencoba menggenggam tangannya erat, sosoknya memudar, seperti bayangan yang ditelan kegelapan.
Aku mencari petunjuk di setiap sudut lukisan. Mencari jejaknya dalam setiap halaman buku. Berharap menemukan jalan untuk membawanya keluar dari dunia mimpi dan masuk ke dalam kenyataan.
Bertahun-tahun berlalu. Rambutku memutih, jiwaku merindukan kehadirannya. Aku kembali ke Danau Bulan, tempat di mana mimpi itu dimulai. Di sana, di antara reruntuhan pagoda yang lapuk, aku menemukan sebuah kotak kayu cendana. Di dalamnya, tergeletak sehelai rambut hitam legam dan sebuah catatan yang ditulis dengan tinta darah.
"Dia bukan putri, melainkan bayangan masa lalumu sendiri. Li Hua adalah kamu, seratus tahun yang lalu. Engkau dikutuk untuk mencintai diri sendiri dalam dimensi waktu yang berbeda."
Air mata mengalir deras di pipiku. Aku mengerti. Cinta yang selama ini aku kejar, adalah pantulan dari kesepianku yang abadi. Keindahan mimpi itu hancur berkeping-keping, meninggalkan luka yang menganga dalam hatiku.
Angin berdesir pelan, membawa bisikan: "Jangan lupakan...Janji itu..."
You Might Also Like: Kekurangan Tabir Surya Lokal Untuk