FULL DRAMA! Langit Yang Menyaksikan Awal Baru
Langit Kota Beijing membentang kelabu, sama persis dengan hatiku. Dulu, di bawah langit yang sama, janji diukir dengan tinta emas. "Aku akan mencintaimu selamanya, Xiao Mei," bisiknya, bibirnya menyentuh telingaku, meninggalkan sensasi menggelitik yang kini terasa seperti sengatan lebah.
Senyum itu. Senyum PENIPU yang dulu kurasa menghangatkan jiwa, kini hanya ilusi yang menggerogoti. Dulu, kurasa aku bisa melihat seluruh masa depan kami terpantul di sana, sekarang, yang kulihat hanyalah bayangan orang lain.
Pelukannya, dulu tempatku berlindung dari badai, kini kurasakan sebagai rantai beracun. Setiap sentuhannya kini terasa seperti jarum yang menusuk-nusuk relung hatiku. Dulu, aku buta. Buta oleh cinta yang kupikir abadi.
Lima tahun. Lima tahun kudedikasikan seluruh hidupku untuknya, untuk perusahaannya, untuk mimpinya. Aku, Xiao Mei, meninggalkan impianku sendiri demi mewujudkan impiannya. Bodohnya aku.
Sekarang, dihadapanku, berdiri seorang pria asing. Pria yang dulunya adalah duniku, kini menggandeng wanita lain, dengan senyum yang sama, janji yang sama, diucapkan dengan bibir yang sama.
"Xiao Mei, maafkan aku," katanya, suaranya lirih, seolah penyesalan itu tulus. Penyesalan? Ia pikir kata itu cukup untuk membayar semua yang telah diambilnya dariku?
Aku tersenyum, senyum yang sudah kulatih di depan cermin selama berminggu-minggu. Senyum yang dingin, senyum yang anggun, senyum yang menyembunyikan badai di balik ketenangan. "Tidak apa-apa, Li Wei," jawabku, suaraku selembut sutra. "Kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku."
Kebohongan.
Aku mundur, membiarkan mereka berdua menikmati sorot lampu. Aku tahu persis apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku telah menanam benih-benih kehancuran dengan cermat. Kontrak-kontrak yang dimanipulasi, informasi yang dibocorkan, orang-orang yang diam-diam kubayar. Perusahaan Li Wei akan runtuh, bukan dengan ledakan keras, tapi dengan erosi perlahan, menyakitkan.
Aku telah menyerahkan bukti perselingkuhannya ke investor utama. Reputasinya akan hancur. Kebahagiaannya yang baru dibangun akan menjadi debu. Dan aku? Aku akan berdiri di atas reruntuhan, menyaksikan kehancurannya.
Beberapa orang mungkin menyebutku kejam. Tapi, apakah lebih kejam dari mengkhianati cinta tulus? Apakah lebih kejam dari mematahkan hati seseorang hingga berkeping-keping?
Aku berbalik, meninggalkan mereka berdua di tengah pesta. Di belakangku, kudengar suara gemuruh panik, suara panggilan namanya. Aku tidak menoleh. Aku tidak akan memberikan mereka kepuasan melihat air mataku.
Aku tidak akan menodai tanganku dengan darah. Aku hanya akan membiarkan penyesalan menjadi penjara abadi mereka.
Di dalam mobil, aku menatap langit malam. Bintang-bintang bersinar redup, seolah ikut berduka. Aku menutup mata. Kemenanganku terasa hambar. Pahit. Aku telah mendapatkan apa yang kuinginkan, tapi aku kehilangan diriku sendiri dalam prosesnya.
Li Wei akan menyesal, dan aku akan mengingatnya seumur hidupku.
Di balik senyum elegan yang kupaksakan, tersembunyi pertanyaan abadi: cinta dan dendam lahir dari tempat yang SAMA.
You Might Also Like: 0895403292432 Peluang Bisnis Skincare