Ini Baru Drama! Mahkota Itu Dicuri Saat Upacara, Dan Semua Orang Menyebutnya Keajaiban
Mahkota Itu Dicuri Saat Upacara, Dan Semua Orang Menyebutnya Keajaiban
Hujan kota mencambuk jendela apartemenku, ritmenya meniru ketukan jantungku yang tak karuan. Aroma kopi pahit memenuhi udara, tak mampu mengalahkan nostalgia yang mencekik. Di layar ponselku, notifikasi berkedip-kedip seperti kunang-kunang, masing-masing adalah pengingat akan malam-malam yang hilang, tawa yang dipendam, dan janji yang tak ditepati.
Dulu, hidupku adalah sebuah drama Korea yang sempurna. Aku, Lin Mei, putri tunggal keluarga konglomerat yang disegani, dijodohkan dengan putra mahkota bisnis properti, Zhang Wei. Upacara pertunangan kami digelar megah, disiarkan langsung ke seluruh negeri. Mahkota warisan keluarga Zhang, bertahtakan berlian seluas genggaman tangan, seharusnya menjadi simbol penyatuan dua dinasti bisnis.
Tapi kemudian... hilang.
Tepat di detik mahkota itu akan disematkan di kepalaku, lampu padam. Kebisingan membahana. Dan saat lampu menyala kembali, mahkota itu lenyap, seperti mimpi yang buyar di pagi hari. Skandal! Negara gempar. Zhang Wei menyalahkanku, menuduhku sebagai dalang pencurian. Semua orang percaya, kecuali satu orang.
Dia.
Chen Yi, pengawal pribadiku. Pria dengan mata setajam elang, senyum semanis madu, dan hati yang segelap malam. Dia satu-satunya yang melihat keraguan di mataku, mendengar keheningan di balik kata-kataku. Chen Yi tahu aku tidak bersalah. Dan dia bersumpah akan menemukan mahkota itu, dan kebenaran di baliknya.
Cinta kami tumbuh di antara notifikasi yang tak henti berdatangan, mimpi yang saling terjalin, dan kenangan yang tak bisa dihapus. Setiap sisa chat yang tak terkirim adalah bukti bisu, sebuah simfoni cinta yang tak terucapkan. Chen Yi membantuku mengurai benang kusut konspirasi, membawaku ke sudut-sudut gelap kota, tempat rahasia dan pengkhianatan bersembunyi.
Kami menemukan bukti yang mengarah pada Zhang Wei sendiri. Ternyata, dia terlilit hutang judi, dan berencana menjual mahkota itu ke pasar gelap. Dia menjebakku untuk menutupi jejaknya.
Hatiku hancur berkeping-keping. Bukan karena kehilangan mahkota, tapi karena kehilangan ilusi tentang cinta dan kesetiaan.
Upacara pengungkapan kebenaran digelar. Chen Yi, dengan bukti di tangan, membongkar kebohongan Zhang Wei di hadapan semua orang. Reputasi Zhang Wei hancur. Keluarganya jatuh. Aku dibebaskan dari segala tuduhan.
Tapi kebahagiaan tidak datang.
Chen Yi menghilang.
Tidak ada pesan, tidak ada panggilan. Hanya keheningan yang memekakkan telinga. Aku tahu, dia melakukan ini untukku. Untuk melindungiku dari dampak lebih lanjut dari skandal ini. Dia memilih mengorbankan dirinya sendiri demi kebahagiaanku.
Beberapa bulan kemudian, aku menerima sebuah amplop tanpa nama. Di dalamnya, sebuah foto: Chen Yi berdiri di depan sebuah kedai kopi kecil di pedesaan, tersenyum tulus. Di belakang foto, tertera satu kalimat: "Aku akan selalu mengingatmu, Lin Mei."
Balas dendamku lembut. Aku menggunakan kekuasaanku untuk membangun kembali nama baik keluargaku, memperluas bisnis, dan memberikan pekerjaan kepada orang-orang yang membutuhkan. Aku menciptakan dunia di mana orang-orang seperti Chen Yi, yang berani berkorban demi kebenaran, tidak akan dilupakan.
Aku mengiriminya pesan terakhir. Sebuah pesan yang tak akan pernah dibaca, sebuah janji yang tak akan pernah ditepati.
"Aku akan selalu mencintaimu, Chen Yi."
Aku menghapus semua jejaknya dari ponselku. Semua foto, semua pesan, semua kenangan. Semuanya. Aku menutup pintu ke masa lalu, dan melangkah maju menuju masa depan.
Aku tersenyum.
Di atas meja, tergeletak sebuah benda kecil, berkilauan di bawah cahaya lampu. Sebuah replika mahkota, terbuat dari kristal. Sebuah pengingat. Sebuah peringatan.
Dunia mungkin menyebut ini keajaiban. Aku menyebutnya…
… harga sebuah kebebasan yang mahal.
You Might Also Like: Kendall Jenner Reveals Magical